Satu photo memilukan membuktikan detik-detik waktu aktivis Mesir, Shaimaa el-Sabagh (32), tewas seraya memeluk suaminya usai dihujam timah panas oleh polisi. Dengan bersimbah darah, tubuh Shaimaa juga lunglai usai terima tembakan dari polisi. Tubuh Shaimaa juga dipeluk oleh sang suami. Alih-alih ingin menyelamatkannya, sang suami mesti menerima pil pahit selesai Shaimaa dinyatakan tak bernyawa. Shaimaa turut serta dalam unjuk rasa memperingati empat th. rubuhnya rezim Presiden Mesir Hosni Mubarak. Perempuan yang memiliki putra berusia 5 th. itu ditembak di bagian kepala serta tubuh saat menaruh karangan bunga serta berbagai ungkapan duka cita di dekat Lapangan Tahrir. Satu rekaman video menunjukkan momen terlebih dulu Shaimaa meregang nyawa. Aktivis kiri dari Aliansi Disukai banyak orang itu tengah membawa poster serta meneriakkan " roti, kebebasan serta keadilan sosial ", slogan utama yang diteriakkan dalam Revolusi 2011. Lantas, rekaman itu menampilkan seorang aparat bersenjata mengenakan masker berwarna hitam berdiri di dekat tindakan massa itu. Terdengar, teriakan " tembak, tembak " sebelum saat nada pistol meletus. Wanita berusia 32 th. itu rubuh seketika serta sempat ditolong oleh temannya, Sayyed Abu el-Ela yang disebut pengacara. Shaimaa pernah dilarikan dari tempat penembakan, tetapi dinyatakan wafat di rumah sakit. Hari ini waktu setempat, seratusan orang memperingati tewasnya Shaimaa di Alexandria. Seorang demonstran berkicau, " Dia (Shaimaa) pingin menaruh mawar di Tahrir. Hari ini, kami menaruh mawar untuk Shaimaa setelah polisi menembak dan membunuhnya. Sumber : tribunnews. com