menuturkan Indonesia yaitu negara yang menjunjung tinggi ketidaksamaan serta menghormati kemajemukan suku serta budaya sesuai sama ideologi Pancasila. Lantaran itu, seluruhnya warga negara Indonesia harus saling menghormati antar sesama dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari bermacam masalah, baik dari dalam maupun dari luar negeri. “Sebagai warga negara Indonesia, kita mesti bisa membela negara ini dari beraneka usaha untuk memecah iris NKRI. Ancaman riil yang dihadapi bangsa Indonesia yaitu masuknya mengetahui radikal serta terorisme yang sebagian terang bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia yakni Pancasila, ” kata Waryono dalam siaran persnya, Sabtu (23/4) Menurut Waryono, sekarang bangsa Indonesia tengah hadapi ancaman besar dari pengikut memahami radikalisme serta terorisme, khususnya grup militan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal itulah yang harus diantisipasi semua elemen bangsa, dikarenakan ancaman ISIS ini tidaklah semata-mata isapan jempol belaka, namun sudah menyebar seperti virus yg mematikan. Tidak sekedar menyerang bangsa Indonesia dari segi ideologi serta pemahaman, perbuatan terorisme ini jadi sudah berjalan di Indonesia. Sejak mulai Bom Bali hingga terakhir Bom Thamrin, jadi bukti, kalau negara ini tengah hadapi ancaman besar. Begitu, tiada lain untuk bangsa Indonesia, terkecuali hadapi serta menghambat supaya perbuatan terorisme itu tak berjalan lagi di bumi nusantara. “Tugas warga negara itu membela negaranya agar negara itu terus utuh serta tak terganggu dengan bermacam hal yang bikin negara itu hancur. Bukan cuma pengaruh dari luar seperti ISIS, pengaruh dari dalam juga harus juga diantisipasi. Musuh dalam selimut seperti itu malah lebih ribet. Mereka seolah-olah melakukan tindakan atas negara serta agama, meski sebenarnya aksi mereka malah pingin menghancurkan agama, ” kata Waryono. Contoh musuh dalam selimut itu, lanjut Waryono, yaitu beberapa pelaku tindakan terorisme serta penyebar mengetahui radikalisme yang malah warga negara Indonesia sendiri. Itu dibuktikan dengan ada banyaknya orang Indonesia sebagai pengikut ISIS. Bahkan juga mereka ikhlas lakukan bebrapa aksi kekerasan, bahkan juga bom bunuh diri, yang korbannya malah saudara sesama Bangsa Indonesia. Terang aksi itu tak dibenarkan. Tidak cuma tidak mematuhi hukum, namun juga tidak mematuhi ajaran agama yg tidak membenarkan aksi kekerasan, apalaagi membunuh sesama manusia. “Jelas aksi radikalisme serta terorisme itu tak bisa, baik dengan cara hukum negara ataupun agama. Namanya menyebabkan kerusakan serta merongrong, terlebih membunuh, dimana saja tentu tak dibenarkan, ” papar Waryono. Waryono mengingatkan, bangsa Indonesia mesti cermat dalam lihat potensi-potensi yang bikin negara ini jadi terpuruk serta makin jauh dari harapan beberapa pendiri bangsa dahulu. Dulu proklamator Republik Indonesia, Soekarno, pernah menyebut kalau kemerdekaan itu yaitu gerbang emas untuk bangsa Indonesia untuk menuju hari esok yang lebih baik. Sebab itu, pekerjaan warga negara Indonesia yaitu bagaimana isi kemerdekaan itu dengan perihal yang produktif serta automatis memelihara perdamaian serta keutuhan NKRI. “Makanya orang-orang yang terserang mengetahui radikalisme serta terorisme itu butuh disadarkan. Mereka mesti tahu kalau mengetahui itu salah. Mereka harus juga tahu tindakannya itu untuk membela siapa. Bila mereka mengakui WNI, konsekuensinya mereka mesti berperan memelihara keutuhan bangsa. Namun sebaliknya, apabila malah pingin menghancurkan NKRI, mereka terang bukanlah orang Indonesia, ” jelas Waryono. Sebagai orang yang tiap-tiap hari bergelut dengan bidang agama Islam, Waryono mengajak seluruhnya pihak, terlebih bagi banyak pendidik, untuk menyebarkan pemahaman agama yang benar. Menurutnya tak ada satu juga agama yang mengajarkan kekerasan. “Untuk dunia pendidikan, mesti dibuat kurikulum di mulai dari tingkat paling bawah sampai atas, berkenaan cinta tanah air, bangsa serta agama. Yang semuanya itu memiliki tujuan untuk keutuhan serta perdamaian serta kesejahteraan NKRI. Bila kita berhimpun serta sejahtera, automatic tawaran bebrapa mengetahui radikalisme serta terorisme itu dapat telah merasuki bangsa Indonesia, ” pungkasnya.