MEDAN - Dua petugas juru sita penagihan pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sibolga Fransriano Siahaan (30) serta tenaga honorer, Sozanolo Lase dibunuh secara sadis oleh harus pajak, Agusman Lahagu dengan sebutan lain Ama Tety (45) di Jalan Yos Sudarso Desa Hiluhao KM, 5 Gunungsitoli, Selasa (12/4/2016). Kapolres Gunungsitoli AKBP Bazawato Zebua mengatakan, motif pembunuhan itu diduga lantaran pelaku kebingungan dengan jumlah tagihan pajak usahanya yang meraih Rp10 miliar sehingga nekat membunuh ke-2 korban. “Saat ini tersangka masih dalam kontrol intensif. Belum dapat disimpulkan apa pun berkenaan motif dibalik pembunuhan itu. Akan tetapi untuk sementara saat kita menduga motifnya dikarenakan tagihan pajaknya terlalu tinggi, ” kata dia. Menurutnya, sesudah membunuh ke-2 penagih pajak itu, pelaku segera menyerahkan diri ke Polisi. “Pelaku segera menyerahkan diri selesai melampiaskan amarahnya. Bisa saja, dia (pelaku) tak menganggap bila pajak usahanya menjangkau Rp10 miliar. Hingga begitu mendengar penjelasan petugas pajak itu pelakunya langsung kaget, ”ujarnya. Dia menjelaskan, tindakan pembunuhan itu berjalan kira-kira jam 11. 30 WIB. Di mana kedua korban datang ke tempat kejadian untuk menagih pajaknya yang telah tertunggak. “Korban diduga datang ke lokasi untuk menagih pajak pelaku. Namun, malahan disambut dengan senjata tajam (sajam), ” jelasnya. Disamping itu, Kasubbid Penerangan Penduduk (Penmas) Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan beri tambahan terkecuali pelaku, pihaknya juga tengah mengecek Sembilan saksi yang lain yang diduga tahu motif di balik pembunuhan itu. “Saat ini tim telah memasang garis polisi (Police Line) di tempat serta memeriksa sedikitnya sembilan orang saksi yang ada di lokasi, ” kata dia. Menurut dia, kontrol saksi itu ditunaikan untuk membuat mudah sistem penyelidikan untuk tahu serta membeberkan motif pembunuhan itu, adakah unsur dendam atau dikarenakan masalah tertentu. “Kemungkinan ada permasalahan lain lagi tengah didalami, akan tetapi untuk sesaat motifnya disangka dikarenakan tunggakan pajak atau petugas juru sita itu akan mengeksekusi sesuai sama perintah tugasnya atau ada hal tertentu. Seluruhnya kemungkinan itu lagi tengah didalami, ”tandasnya. Dia memaparkan, dari dokumen yang ditemukan dilokasi kejadian, pelaku memiliki Nomer Pokok Harus Pajak (NPWP) 24. 885. 101. 6-126. 000. “Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) diketahui ada NPWP pelaku, berikut yang menguatkan dugaan kita bila plaku nekat membunuh dikarenakan ada tunggakan pajak yang belum dibayarkannya. Tetapi waktu hendak ditagih, pelaku malah kebingungan dikarenakan tak menganggap nilai pajaknya cukup tinggi, ” tangkisnya.