REPUBLIKA. CO. ID, PASAR REBO -- Hasil Investigasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pada persoalan penculikan disertai pelecehan seksual serta mutilasi pada sejumlah anak di Propinsi Riau, mendapatkan kalau daging korban mutilasi di jual seharga 30 ribu per kantong. Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait menuturkan setelah disodomi, korban lalu dibunuh serta diambil kemaluannya oleh pelaku, selanjutnya badan korban yang rata-rata berusia 10 th. itu dimutilasi serta dagingnya di jual. " Pelaku jual daging korban ke para penjual tuak di Riau sana, mereka mengaku jual daging sapi atau biawak pada penjual tuak itu, " kata Arist sementara jumpa pers di Kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Daging korban yang telah dimasukkan ke dalam kantung plastik itu, lanjut haris, dihargai Rp 30 ribu per kantungnya. " Banyak penjual tuak juga mengaku tidak tahu bila itu memang daging manusia, " katanya, Jumat (22/8). " Alasan mereka jual disebutkan bila mereka perlu duit untuk membetulkan motor serta kebutuhan yang lain, jadi yang beli tak sangsi kenapa daging yang mereka jual harga nya murah, " kata Arist. Arist sendiri kaget saat mewawancarai pelaku yg tidak terasa menyesal waktu bercerita urutan mutilasi yang dilakukan mereka. " Mereka bahkan menceritakan secara detil bagaimana mereka menguliti korbannya, " tuturnya. " Persoalan itu seharusnya jadi pembelajaran untuk pemerintah. Dengan terjadinya masalah mutilasi yang begitu luar biasa serta teramat sadis pada anak, " tambahnnya. Warga di Propinsi Riau digemparkan dengan adanya kasus sangkaan pelecehan seksual disertai pembunuhan lewat cara mutilasi oleh empat orang tersangka. Kasus itu terungkap bermula dari ramainya laporan masalah kehilangan anak di lokasi hukum Kepolisian Resor Kabupaten Siak, Riau. Aparat lalu jalankan penyelidikan hingga menahan empat pelaku pelecehan seksual disertai mutilasi. Mereka yaitu MD (20), S (26), DDS (19), DP (17), sebagai warga Perawang, Kabupaten Siak, Riau.