Detasemen Spesial (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri membunuh seseorang muslim bernama Nurdin waktu tengah melakukan shalat ashar, pada Sabtu  di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Densus 88 menembak Nurdin saat sujud. Aksi Densus 88 tersebut beberapa terang tidak mematuhi HAM.

“Jelas tidak mematuhi HAM yang begitu mendasar yakni hak untuk berkeyakinan serta menggerakkan agama. Apa pun kejahatannya jika segi ritual telah dilanggar haknya jadi pelakunya mesti dihukum begitu berat, ” kata Sekretaris Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Hadiyanto, M. Si pada voa-islam. com, pada Selasa lewat pesan pendeknya

“Yang telah vonis mati saja, saat bakal dieksekusi, masihlah di tanya ingin apa sebagai keinginan akhirnya”


tambahnya

Disamping itu, Ketua Pengurus Lokasi Pemuda Persis Jawa barat Ustadz Syarif Hidayat M. Pd menyampaikan kalau aksi menembak seorang saat tanpa ada prosedur pengadilan yg benar jadi bisa disebutkan aksi biadab.

“Seharusnya orang yang tengah beribadah janganlah dibunuh sadis seperti itu. Saya cuma tahu yang lakukan perbuatan seperti itu, jika bukanlah Yahudi ya PKI” tuturnya pada voa-islam. com, pada Selasa

Saat di tanya apakah kehadiran Densus 88 mesti dibubarkan atau tak? Lantaran biasanya lakukan pelanggaran dalam menggerakkan tugasnya, hingga di kuatirkan menimbulkan rasa dendam, Ustadz Syarif menjawab.

“Kasus ini jadi batu ujian untuk Densus 88. Menurut irit saya telah waktunya kehadiran Densus 88 dievaluasi dengan cara komprehensif serta ana sangka Densus 88 telah sepatutnya dibubarkan dengan argumen banyak masalah yang merugikan umat” ujarnya
http://www.beringinjayapost.com/2016/03/subhanallah-luar-biasa-tindakan-densus.html