Juru bicara Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) RI, Silmy Karim menolak kabar berita yang di luncurkan media Taiwan, Senin (28/3/2014). Di situ dijelaskan, Pemerintah China menuntut duit penambahan dari Indonesia atas gagasan ekspor rudal antikapal C 705 produksi sendiri ke pasar luar negeri. Prototipe rudal C 705 sejatinya yaitu buatan hCina.

“Belum ada perbincangan masalah itu (gagasan penjualan rudal C 705 produksi sendiri ke luar negeri). Yang ada baru kajian mengenai produksi misil untuk penuhi keperluan kita (Indonesia) saja, ” kata Silmy waktu di konfirmasi ROL, Selasa (4/4/2014).

Media di Taiwan, Want China Times, terlebih dulu mengatakan Indonesia beli 40 rudal antikapal C 705 dari China. Hal semacam ini disibakkan dalam pertemuan pada beberapa petinggi tinggi militer China serta Indonesia yang di pimpin oleh Kepala Staf Umum Tentara Rakyat China Jenderal Fang Fenghui serta Panglima TNI

Jenderal Moeldoko, di Beijing, akhir bln. lantas.

Want China Times menuliskan, pembelian misil itu awalannya direncanakan untuk lengkapi beberapa kapal cepat rudal (KCR-40) punya TNI Angkatan Laut RI.

Rudal C705 sendiri didesain serta di produksi oleh perusahaan industri pertahanan yang berbasiskan di Beijing, Aerospace Science and Industry Corporation. Walau demikian, catat laman Taiwan itu lagi, China nyatanya menampik menyerahkan tehnologi (ToT) C 705 seutuhnya ke Indonesia. Ini karena masihlah banyak negara lain yang mencari atau beli senjata mutakhir itu dari negeri gorden bambu. 

Beijing jadi memohon cost penambahan dari RI untuk mengamankan hak menghasilkan rudal C 705 sendiri. Tetapi, hal ini dapat dibantah Silmy. Menurutnya, China menyerahkan seutuhnya tehnologi C 705 pada Indonesia.

“Jadi, tak ada permasalahan sesungguhnya. Saya jadi jadi ajukan pertanyaan, media itu mengambil pengucapan saya dari tempat mana?. Saya sendiri tak turut ke Beijing (temani Panglima TNI Moeldoko), ” terang Silmy.

http://www.beringinjayapost.com/2016/03/mengejutkan-china-serahkan-teknlogi.html